Dedi menekankan pentingnya mental yang kuat bagi bangsa Indonesia

Bandung,RN — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan pidato berapi-api dalam upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digelar di Lapangan Gasibu, Bandung, Selasa (20/5/2025). Dalam pidatonya, Dedi menekankan pentingnya mental yang kuat bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman dan kritik terhadap kebijakan pembangunan.

“Membangun Indonesia tidak cukup hanya dengan ide dan konsep, tapi butuh mental baja untuk menghadapi kritik, terutama dari kaum nyinyir,” ujar Dedi di hadapan ribuan peserta upacara.

Pernyataan itu sekaligus merespons berbagai kritik terhadap kebijakan yang ia jalankan sejak dilantik sebagai gubernur tiga bulan lalu, termasuk program pendidikan karakter Panca Waluya yang mengirim siswa bermasalah ke barak militer. Program tersebut menuai pro dan kontra, namun Dedi bersikukuh bahwa pendekatan disiplin itu telah menunjukkan hasil positif.

“Anak-anak yang mengikuti program ini menjadi lebih sehat, punya visi dan harapan. Dibanding hanya dikritik, saya lebih memilih mereka dibina agar punya masa depan,” tegasnya.

Dedi juga menyoroti kondisi lingkungan sosial yang menurutnya tidak lagi ramah terhadap perkembangan anak. Ia menilai rumah tak lagi menjadi tempat aman dan nyaman, sementara ruang bermain anak telah tergantikan oleh bangunan beton.

Tak hanya itu, Dedi juga menanggapi sindiran yang menyebutnya sebagai “gubernur konten” lantaran aktivitasnya yang kerap viral di media sosial. Ia menyatakan bahwa meski sering disindir, dirinya akan terus bekerja dan membawa Jawa Barat ke arah yang lebih baik.

“Kalau ada yang kepanasan, itu tandanya api perubahan sedang menyala. Jawa Barat tidak boleh mundur hanya karena suara-suara sumbang,” ujarnya menutup pidato.

Upacara Harkitnas 2025 ini diikuti jajaran pemerintah daerah, pelajar, serta perwakilan organisasi masyarakat, dan menjadi momentum reflektif atas semangat kebangkitan nasional dalam konteks kekinian. (red)